Warga Desa Cisayong Tasikmalaya Membentuk Kampung 3D

Warga Desa Cisayong Tasikmalaya Membentuk Kampung 3D Kreasi dan inovasi warga Kampung 3D yang terletak di RT 003 RW 002, Cisayong, Tasikmalaya

www.hu-pakuan.com TASIKMALAYA - Setelah sukses menciptakan kampung kolecer, kini warga Desa Cisayong, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, membentuk kampung 3D (3 Dimensi).

Kreasi dan inovasi warga Kampung 3D yang terletak di RT 003 RW 002 ini dimulai dari Gang Mbah Dira di Kampung Cisayong, yang dipenuhi oleh berbagai lukisan dan gambar grafis tiga dimensi. Alhasil, gang terlihat cantik dan indah penuh warga.

Inisiator kampung 3D, Risman Muhammad Azizur Rahman mengatakan, kampung 3D ini merupakan kampung yang bertema gambar atau yang berbentuk tiga dimensi yang dilihat dari sisi koordinat X dan Y.

Secara global, gambar yang bisa dilihat seperti bergerak atau seperti nyata.

"Kita ingin, perkampungan disini terlihat indah dan bersih. Kita usulkan kepada warga untuk membuat kampung 3D dengan sejumlah gambar dan lukisan. Ternyata respons warga sangat bagus," ucap Risman, Rabu, 9 September 2020.

Ditambahkan dia, kampung animasi ini sudah berjalan sekitar lima bulan yang lalu hingga sekarang. Di mana di saat itu wabah pandemi Covid-19 sudah masuk Indonesia bahkan Tasikmalaya.

Namun, para pemuda tetap berkarya membuat grafis dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Jadi gagasan ini terbentuk oleh dua orang. Yaitu saya sebagai inisiator dan Ridwan sebagai kreator serta didukung oleh warga sekitar,” kata Risman.

Tujuan awalnya dibentuk kampung 3D ini, dikatakan dia, untuk konsumsi masyarakat dan memanfaatkan dinding gang supaya lebih cantik. Juga, ingin memberikan nuansa berbeda di lingkungan agar menarik, indah dan terkesan tidak kuno.

Dimana dinding rumah milik warga yang sudah berlumut serta kumuh, kemudian di cat bareng-bareng hingga hasilnya menjadi lebih cantik. Hal ini nyatanya banyak menarik warga, bahkan kini kampung tersebut bnyak dikunjungi warga luar kampung yang sekedar ingin swafoto.

"Pada awalnya sih masyarakat hanya kampung ini saja, namun sekarang cukup banyak yang berkunjung untuk foto-foto,” jelas Risman.

Menurut dia, pihaknya tidak mewajibkan semua rumah warga untuk dicat atau digambar. Namun, disesuaikan dengan kondisi atau lingkungan yang strategis. Untuk biayan pengecatan pun tidak membebankan kepada warga, pasalnya program kampung animasi 3D ini sudah ada anggara

Beberapa animasi 3D yang dibuat warga di antaranya adalah kubus lorong, gambar animasi karakter kartun, tokoh dunia dan lainnya.

“Untuk pegunjung atau peneliti serta pejabat pemerintah yang datang ke lokasi sudah cukup banyak. Mereka datang sekadar melihat atau pun selfie,” ujar Risman. 

Editor: Cepasrob

Komentar